Menikmati Kopi Pagi di Nol Kilometer Indonesia

Prolog semau gw

Helooo kali ini gw dan tim huru hara menyambangi Tanah Rencong Serambi Mekah "Aceh" , lebih tepatnya titik nol di bagian barat Indonesia "Pulau We". Konon katanya Laksamana Cheng Ho pernah berlabuh di Pulau We pada abad ke 15 dalam perjalanannya menuju Afrika.
Bermula dari kejenuhan rutinitas kerja dan kemacetan Jakarta (cieee gayanya kaya eksekutif muda) ngobrol - ngobrol soal liburan singkat,padat dan murah (ini yang penting), dari rencana ke Padang, Nusa Lembongan, Ancol, Sukabumi, Cirebon, Amsterdam (nah jauh amat lompatnya) dan sampailah kita pada satu pilihan "Pulau We" ujung barat Indonesia, ini juga impiannya satu orang tim huru hara yang gagal ikut ke Lombok waktu itu, cek kalender, cek pesawat dan cek dompet (penting !!!)
Setelah dilihat - lihat harga tiket masih masuk kedalam budget kami, bisa cicilan pula pakai kartu kredit hahahaha, maka mulailah gw bikin woro- woro di group huru hara, akhirnya terkumpulah 4 orang yang sepakat ikut ke Pulau We, Koko Leo akhirnya menyerah ikut dan dengan berat hati akhirnya membatalkan rencana ke Belitungnya (selain udah pernah juga kali yeee), untung tiket pesawat masih bisa di tukar.
Kami sepakat pergi tanggal 11-14 Agustus 2017 ini, dengan pertimbangan kalau 17 Agustus pasti ramai secara public holiday, libur kejepit, pastinya berimbas pada kenaikan tiket pesawat dan hotel, dan pasti hotel yang kami mau juga full book.

Libur tlah tiba, libur tlah tiba horeee horeeee

Sampailah hari yang di nanti ....Jumat 11 Agustus 2017 di pagi buta yang masih berselimut gelapnya malam dan sembulan bulan dengan diiringi kokok ayam jantan berangkatlah gw dengan mba Vanie ke Soekarno Hatta Int'l Airport. Jalanan menuju airport masih lenggang maklum masih pagi buta, secara kami mengambil penerbangan pertama GIA  06:30 pagi.
Sampai di Terminal 3 Soetta masih pukul 5 pagi, masih sempet ngopi sama sisiran dulu nih, Putri ternyata sudah sampai , jadi tinggal tunggu koko Leo.

Bandara Soetta Terminal 3 Gedeeee


Terminal 3 ini masih baru, besar dan masih kinclong, yang paling penting sih restaurant dan coffee shopnya banyak, diperuntukan buat penerbangan maskapai plat merah GIA.
Kami pun menuju Gate keberangkatan, Putri udah duduk manis disana, tinggal tunggu personil lenong satu orang lagi yaitu Koko Leo...

Mata masih ngantuk
Jam sudah nunjukkin pukul 6, berarti tinggal 30 menit lagi menuju keberangkatan, koko Leo yang ditunggu belum juga datang, di Whatsapp tidak ada jawaban mulailah tumbuh benih - benih kecurigaan (kaya syair lagu tahun 80an nih jadinya) ...akhirnya kita telp deh koko Leo , tut..tut...sekali tidak diangkat...dua kali masih tetep tut tut ...akhirnya diangkat juga dan....jawabannya adalah...Koko Leo masih di rumah yang ternyata baru bangun jam setengah 6, secara yah rumahnya bukan dibelakang airport tapi di BEKASI..hellooooo

Nungguin Koko Leo sampe alis luntur ciiiinn
Yah nasi udah jadi rengginang karena kelamaan di jemur ,akhirnya say goodbye bye bye dah Koko Leo, terpaksa beli tiket penerbangan berikutnya ,secara mau batalin ikut sudah terlanjur pamit cium tangan sama poto bareng dikantor minta restu ijin kaga masuk kerja (yg mikirnya lamaa benerrr ampuun) buat traveling ke Aceh. Ya itung - itung amal deh Ko buat negara tercinta :P .

Gate menuju pesawat...agak remang - remang disco
Banda Aceh from Sky..almost landing
Pendaratan mulus di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, disambut meriah tawaran dari supir taxi dan supir tembak (berasa artis), setelah whatsapp an sama Bang Jack yang mau jemput kita akhirnya bertemulah kita dengan sosok lelaki berbaju hitam (bukan satria baja hitam yaaa) yaitu Abang Jack.

Hello Aceh - Sultan Iskandar Muda Airport
Dari Bandara kita akan muter-muter dulu di Banda Aceh sambil tunggu jadwal penyebrangan ke Pulau We pukul 4 sore, tujuan pertama adalah Museum Tsunami yang fenomenal. Sempat ngelewati Mesjid raya Baiturrahman, tapi kami hanya foto dari luar pagarnya saja, jadi ada aturan untuk masuk kedalamnya, bila wanita harus mengenakan rok,tidak boleh celana panjang apalagi pendek.

Hello Aceh
Museum Tsunami ini merupakan bangunan yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk bencana gempa bumi dan tsunami Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 dan sekaligus pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi.
Museum Tsunami ini hasil rancangan Walikota Bandung Ridwal Kamil , terdiri dari 4 tingkat dimana kita bisa melihat gambar penari Saman pada dindingnya.

Museum Tsunami

Gaya dulu

Museum Tsunami
Masuk ke Museum Tsunami ini tidak di pungut bayaran yaa alias gratis,setelah melewati pintu masuk kita akan memasuki lorong sempit gelap yang diapit dua dinding air yang tinggi, hal ini sebagai pengingat kembali suasana dan kepanikan saat tsunami.
Dalam museum juga terdapat ruang doa dimana di dindingnya tertulis nama - nama para korban tsunami.

Ruang Doa - Nama Korban - Korban Tsunami
Setelah puas mengelilingi Museum Tsunami, tujuan kita selanjutnya adalah PLTU Apung, jadi dulu sebelum terjadinya bencana tsunami, kapal PLTU apung ini berada di tengah laut, dan saat tsunami kapal dengan panjang 63 meter dan mampu menghasilkan daya sebesar 10,5 megawatt dengan luas mencapai 1.900 meter persegi dan bobot 2.600 ton, terseret gelombang setinggi 9 meter hingga 5 km dan terdampar di jantung kota Banda Aceh.

Ternyata saat kami sampai, PLTU Apung sedang tutup karena akan Sholat Jumat, maka kami hanya foto - foto di gerbangnya aja, bukti bahwa enggak hoax hahahhaha

Depan Pintu Masuk Situs Tsunami - PLTU Apung
Karena hari Jumat dan si Abang Jack juga mau sholat Jumat, maka kami memutuskan untuk makan siang sambil tunggu abang Izul sholat Jumat, kita akan makan ayam tangkap dan makanan khas Aceh lainnya. Atas rekomendasi abang Jack kami makan di Restaurant Hasan yang katanya salah satu restaurant terkenal di Aceh dan ayam tangkapnya enak.

Aneka Macam Masakan khas Aceh enaaaaak
AyamTangkap, itu daun pandan yang digoreng ya..ternyata rasanya endeeess
Selesai makan kita langsung ke pelabuhan Ulee Lheue buat beli tiket dan tunggu penyebrangan.  Tidak memakan waktu lama untuk sampai dipelabuhan karena jalanan di Kota Banda Aceh ini aman terkendali alias tidak ada macet
Sampai di Pelabuahn Ulee Lheue loket pembelian tiket masih tutup, loket baru akan dibuka pukul 3, jadilah kami duduk - duduk santai sambil narsis foto sekaligus tunggu Koko Leo yang terbang dengan pesawat siang dan berdoa kali ini bisa sampai pelabuhan tepat waktu jadi enggak ada tragedi sambungan ketinggalan express boat hahahhaha


PelabuanUlee Lheue - Banda Aceh
Suasana Sekitar Pelabuhan
Akhirnya koko Leo sampai juga dengan selamat sentosa ke pelabuhan Ulee Lheue setelah olah raga jantung sepanjang perjalanan. Kamipun siap - siap berlayar ke pulau terujung barat Indonesia. Perjalanan kurang lebih 45 menit, buat yang suka mabuk laut mending beli tiket VIP seharga 100 ribu karena tempat duduk ada dibagian atas jadi tidak terlalu parah guncangannya bila ada ombak. Sampailah kita di Pelabuhan Balohan Sabang , disambut cuaca cerah dan senyum manis mentari sore.




Kami sudah ditunggu oleh Abang Agus , driver merangkap guide yang direkomendasikan oleh Abang Jack, sempat wa an sama abang Agus buat tanya ciri- cirinya jadi enggak bingung kita nyarinya di pelabuhan dan jreeeng jawabannya ajaib yaitu ciri - cirinya bawa gantungan kunci warna merah...alamaaaaak

Akhirnya ketemu juga sama Abang Agus, yang ternyata orangnya rame dan helpfull banget.
Tujuan pertama kita adalah check -in di Freddies Santai Sumur Tiga.
Perjalanan dari Pelabuhan Balohan ke Sumur Tiga kurang lebih 30 menit , sampailah kita di pinggir jalan yang terdapat plang Santai Sumur Tiga, jalan menuju resortnya hanya 100 meter dari pinggir jalan besar, harus jalan kaki dan agak menurun jalannya, agak ribet buat yang bawa koper karena jalanyan berundak - undak.
Tidak sampai 3 menit sampailah kita di resort Freddie Santai dan wooow so amazing, its beautiful place, hilang semua rasa lelah begitu ngeliat pantai dengan air lautnya yang hijau kebiruan, dan jejeran nyiur melambai.

Welcome to Freddie Santai Sumur Tiga

Hari pertama kami menempati kamar family room, kamar berisi 5 tempat tidur dengan balkon menghadap pantai cukup besar buat kami berempat.

Family Room Freddie Santai
Setelah cek-in kami memutuskan santai - santai di restaurant pantainya Freddie sambil menikmati debur ombak, angin semilir dan menanti senja .
Kebetulan mbak Vanie harus nyelesain peer kerjaan yang dibawa jauh - jauh ke nol kilometer, mungkin atmosfer yang beda bisa bikin tuh kerjaan peer kerjaan jadi cepet kelar.

Ngopi Sore sambil liat laut

Ngerumpi Bareng

Gaya dulu biar disangka blogger hahahhahaa
Kopinya Murah , Viewnya yang Mahal 

Malamnya kami ikut dinner di Freddie, dinner disini modelnya prasmanan, sebelum dinner Mr Freddie si pemilik biasanya menyapa semua tamu yang ikut dinner malam itu, menanyakan kabar atau kesannya di Sabang. Dinner di Freddie dikenakan biaya 65 ribu, cukup murah untuk makanan yang lezat dan enak, porsinya juga cihuy punya, malam itu kami dinner dengan tuna steak dan beraneka ragam hidangan lain, masih ditambah menu pembuka berupa tomato soup dan dessert cake lezat.

Dinner  @Freddie's

Muka - muka Laper

Tuna Steak yummiee


Tugu Nol Kilometer - Goa Sarang - Iboih - Pulau Rubiah

Bangun pagi dengan semangat 45, buka pintu  dan duduk menikmati kopi di balkon kamar dengan pemandangan menyejukan mata dan jiwa.
Hari ini kita akan ke Tugu Nol Kilometer, Goa Sarang, dan Snorkeling di Rubiah .
Selesai ngopi kita breakfast sambil nunggu abang Agus jemput untuk mulai petualangan hari ini.

Sunrise @Freddie's Sumur Tiga

Menikmati Secangkir kopi  di Nol Kilometer Indonesia

Good Morning Sabang

Breakfast @Freddie's
Jam 9 pagi kita mulai perjalanan, tujuan pertama adalah tugu nol kilometer, siap - siap buat foto cantik deh, enggak lupa mampir dipinggir jalan beli pisang dan pepaya.






Bareng Mas Agus guide kita di Sabang

Tuu Garuda, dekat tugu Nol Kilometer
Puas foto - foto narsis tujuan selanjutnya adalah Goa Sarang , untuk menuju goanya kita harus menuruni anak tangga yang lumayan banyak, terus menelusuri pinggiran pantai yang berbatu dan lumayan terjal, jadi gw saranin lebih enak pakai sepatu kets atau sandal gunung.










Foto - foto narsis dan menikmati deburan ombak diantara karang - karang lalu kita kembali lagi keatas yang peer bener secara sekarang naik tangganya nanjak .

Tujuan selanjutnya adalah  snorkeling di Rubiah, tapi kita mampir dulu disatu spot yang bisa lihat Teluk Sabang, dari sana kita menuju Iboih karena Pulau Rubiah terletak diseberang Iboih , dari dermaga Iboih nyebrang ke Rubiah hanya selemparan kolor, cuma lima menit pake boat.
Teluk Sabang


Pulau Rubiah adalah pulau tidak berpenghuni dengan luas sekitar 2600ha, tetapi jangan takut, disana banyak warung - warung penjual makanan, konon nama Rubiah sendiri berasal dari nama Nyak Rubiah yang dulu pernah tinggal disana.
Sampai di Rubiah kita langsung nyebur, ikannya banyak banget dan banyak nemo lucu.
Puas  snorkeling kita nikmatin ikan bakar plus kelapa muda, sayang sate guritanya tidak ada.
Siap-Siap Snorkeling - Dermaga Iboih












Pulau Rubiah
Mari Makan- Laper selesai snorkeling - Pulau Rubiah






Back from Snorkeling - Bareng Mas Ijull guide snorkeling kita
Dari Pulau Rubiah kita akan kembali ke penginapan dulu buat bersih - bersih dan dandan cantik, karena rencananya malam nanti kita mau makan Mie Sedap, sekalian ngerayaain ultahnya Koko Leo .
Di perjalanan pulang kita berenti dulu disatu spot yang lagi dibangun untuk sebuah kafe, cantik juga foto - foto di situ.

Enggak bisa lihat spot bagus dikit, jiwa narsis langsung keluar



Malam hari kita mau nyobain Mie Sedap yang menurut Mas Agus terkenal banget di Sabang,top markotop deh. Penampakan Mie Sedap ini mirip - mirip mie ayam.





Sate Gurita


Simpang Garuda





Dari situ kita beli oleh - oleh ditoko sekitar warung mie sedap, memang dijalan tersebut merupakan pusat perdagangan.

Lanjut cari sate gurita di dekat Simpang Garuda, beruntung Sate Guritanya masih ada.
Sate Gurita ini bumbunya kaya bumbu Sate Padang, endeeess dah pokoknya .
Sampai di penginapan kita nikmati malam dan bintang - bintang di restonya Freddie, menikmati indahnya langit malam di ujung barat Indonesia ditemani secangkir coffee latte dan cerita - cerita lucu .

Tugu Sabang, Sabang Hill, Danau Aneuk Laot, Benteng Jepang Anoi Hitam

Bangun pagi - pagi kita mau menikmati sunrise di Pantai dan main - main manja hari ini kita sudah pindah ke Bungalow Room nya Freddie karena koko Leo sudah akan kembali ke Jakarta, Bungalow ini cukup untuk 3 orang dengan pemandangan cihuyyy.

Pemandangan Pagi dari Jendela Kamar - Bungalow Room Freddi's


Melompat lebih tinggi

Main Air sebelum mandi
Berhubung kalau pagi air dipantai agak surut, jadilah kita hanya duduk - duduk sambil nikmati pagi, enggak lupa melepas kepulangan koko Leo ke Jakarta, koko Leo harus pulang duluan karena sebagai karyawan teladan penerima lencana penghargaan kedisiplinan hari senin besok Koko Leo harus sudah kembali bekerja.

Foto-foto ala selebritis didepan resort Freddie's


Di Balcon Bungalow Freddie's


Selesai breakfast kita berangkatlah ketujuan wisata selanjutnya:

Tujuan pertama adalah taman I love Sabang dan Tulisan Sabang Merauke, panas - panasan deh kita foto - foto disini



Tujuan berikutnya adalah  Benteng Jepang Anoi Hitam di namakan demikian karena letaknya yang berdampingan dengan pantai Anoi Hitam.
Dahulu, benteng ini merupakan tempat penyimpanan senjata bagi para pasukan Jepang. Di tempat ini, kita akan melihat pemandangan bukit dengan anak tangga di atas rimbunnya pohon. Dari atas bukit kita bisa memandang indahnya Pantai Anoi Hitam dan lautan biru.




Dari Benteng Anoi Hitam kita akan makan siang di restaurant Poetra Hijau yang letaknya didepan sebuah Danau, namanya Danau Aneuk Laot.
Kebetulan Mas agus juga akan jemput temannya dahulu di airport, jadilah kita makan siang sambil tunggu Mas Agus kembali dari airport

Danau Aneuk Laot
Restaurant Poetra Hijau

Masakan di restaurant Poetra Hijau ini enak, pisang gorengnya yummieee dan ikan bakarnya merupakan ikan segar hasil menjala dari kolam peliharaan.


Selesai makan Mas Agus sudah kembali, kita lanjut buat foto - foto di Sabang Hill, katanya si ganteng Nicholas Saputra juga sempat foto - foto di Sabang Hill ini saat berkunjung ke Sabang. 

Mas Agus mau eksis juga nih hahahaha

Cantik nian Sabang




Puas foto - foto pake loncat jauh segala kita kembali ke penginapan, rencananya kita mau berenang renang cantik di pantai Sumur Tiga  karena besok kita kembali ke Jakarta. Kita juga mau nongkrong sore - sore sambil nikmatin Pizzanya Freddie yang terkenal. Karena kebetulan hari minggu, pantai di depan resort Freddie penuh pengunjung, ya jadi Freddie ini membuka restaurannya untuk umum juga, dan biasanya kalau hari minggu banyak masyarakat lokal datang berkunjung untuk menikmati menu restaurant dan berenang. Rencana mau mampir dulu buat lihat oleh - oleh terpaksa kita batalin karena ternyata di Sabang ini punya tradisi tidur siang, toko - toko akan tutup pada pukul 12 siang dan baru buka kembali pada pukul 4 sore, waduuuh enak banget yah kalau kerja ada jadwal tidur siangnya :P



Libur Telah Usai..back to Jakarta

Hari ini kita kita akan balik ke habitat, Ibukota tercinta Jakarta yang walau macet tetap ngangenin. Pagi - pagi tanpa sempat sarapan kita sudah meluncur ke Pelabuhan Balohan karena boat akan berangkat pada pukul 8 pagi. Mas Agus ngantri beli tiket, untung antrian tiket tidak ramai, dan setelah dapat tiket kitapun pamitan sama Mas Agus, semoga ketemu lagi ya Mas, thank you buat servicenya yang ok.




Sampai di Pelabuhan Ulee Lheue masih pukul 9 pagi, kitapun sudah di jemput oleh supir utusan Bang Izul, karena hari ini abang Izul berhalangan untuk jemput.
Dari pelabuhan kita mampir buat sarapan di Nasi Gurih. Nasi gurih ini mirip - mirip nasi uduk kalau di Jakarta, cuma disini lauknya enggak cuma irisan telor dadar tapi ada rendang, masakan ikan dll. 



Selesai sarapan kita berburu souvenir khas Aceh  sambil menunggu waktu penerbangan kembali ke Jakarta jam 3 sore.  Selesai belanja souvenir, kita mampir beli masakan di Restaurant Hasan buat di bawa pulang dan lanjut ke bandara.



Selamat tinggal Tanah Rencong....see you next trip ....

Just Information buat yang mau ke Aceh & Sabang :

Abang Jack/ Zakaria  (driver Banda Aceh) :  +6281269228655
Abang Agus (driver Sabang) : +6285260920326
Zulkifli (guide snorkeling Rubiah) : +6285260408660
Freddie Santai Sumur Tiga : www.santai-sabang.com  / +6281360255001

E-mail: santaisumurtiga@yahoo.com.au

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyusuri Jejak Sejarah di Cambodia - Vietnam

Heaven Phuket

...Amazing Flores IV- Fantastic Kanawa Island and Live on Board - (Labuan Bajo - Kanawa Island- Pulau Komodo- Manta Point - Pulau Kalong- Gili Laba - Pulau Padar - Pink Beach - Pulau Rinca - Pulau Bidadari - Pulau Kelor)