31 Agustus 2017
Hallooo .. kali ini gw akan berbagi cerita tentang perjalanan kami mengunjungi salah satu surga di timur Indonesia, Maluku. Pesawat Emirate Edinburgh - Jakarta mendarat pukul 22:10 Wib di terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, setelah selesai segala urusan imigrasi kamipun mengeret koper ke Hotel Transit Bandara yang sekarang namanya menjadi Jakarta Airport Hotel managed by Topotels yang letaknya kebetulan ada diterminal 2, kami sengaja memilih hotel di area bandara karena besok pagi kami naik pesawat penerbangan pagi dari Terminal 3, untuk menghindari kemacetan Jakarta dan tragedi transportasi ketinggalan pesawat maka kamipun membooking Hotel di area bandara meskipun tarifnya sedikit mahal dibanding hotel sejenis.
01 September 2017
Selamat pagi Jakarta, kebetulan tanggal 01 Sept ini bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha dan jatuh pada hari Jumat yang berarti long weekend buat rakyat Indonesia dan pastinya berimbas pada kepadatan transportasi enggak terkecuali pesawat, untungnya kami sudah booking pesawat Jakarta - Ambon dari 6 bulan sebelumnya.
Tanpa sempat breakfast dulu kami pukul 05:30 wib kami meluncur ke terminal 3 dengan layanan gratis dari hotel.
Selesai dengan urusan chek-in kami pun cari - cari tempat buat ngopi enak sambil gw mau benerin alis biar keliatan cetar kalau difoto. Nongkrong di Liberica Coffee, pesan Capuccino dan muffin, si bule pesen latte biar kaga latah katanya.
Pukul 08:15 wib pesawat GIA lepas landas dari Bandara Soetta menuju Ambon, setelah 3 jam lebih perjalanan akhirnya kami mendarat di Bandara Pattimura Ambon, sempat putar - putar sekitar satu jam lebih diatas Ambon sebelum mendarat dikarenakan cuaca yang sedikit buruk tapi akhirnya si burung besi landing dengan mulus.
|
Breakfast in Airplane |
|
Moluccas from the top |
|
Pattimura Airport |
|
Amaris Hotel Ambon |
|
Ambon City |
|
Famous Cafe in Ambon City |
Rintik hujan menyambut kedatangan kami di Ambon, kami mengambil taxi di depan Bandara Pattimura untuk perjalanan ke Hotel, Taxi di bandara Ambon bukan seperti taxi resmi di Jakarta tapi merupakan mobil - mobil pribadi. Biaya sewa taxi dari Bandara Pattimura ke Hotel kami di Kota Ambon sebesar 200 ribu rupiah.
Kami menginap di Amaris Ambon . Memilih hotel tersebut dengan pertimbangan berada ditengah kota dan dekat dengan restourant sehingga mudah untuk cari makan, selain itu juga dekat ke Pelabuhan karena kami berencana untuk menyeberang ke Banda Naira keesokannya.
Tapi rencana tinggal rencana ternyata fast boat yang melayani rute Ambon - Banda Naira belum dapat beroperasi dikarenakan gelombang laut yang masih cukup tinggi, alternative untuk mencapai Banda Naira adalah naik ferry yang akan berangkat Hari Minggu atau Pesawat yang akan beroperasi 2 kali seminggu.
Akhirnya kami memutuskan untuk mengganti destinasi dengan pertimbangan transportasi dari Banda Naira ke Ambon takut mengalami kendala sementara kami telah memiliki tiket pesawat dengan tujuan Kei Island, akhirnya kami memilih menyeberang ke Pulau Seram.
Jadi buat para traveler kalau mau ke Banda Naira dari Ambon selain cek jadwal kapal juga cek cuaca karena seringkali fast boat tidak beroperasi pada saat gelombang tinggi, dan Ferry tidak selalu ada setiap hari begitupun pesawat.
Untuk pengecekan dan pemesanan fast boat dapat menghubungi Bpk Farouk +6281343292900 (ada wa nya)
02 September 2017
Pagi hari kami menuju Pelabuhan Tulehu Ambon untuk menyeberang ke Pelabuhan Amahai di Pulau Seram dengan Fast Boat Express Cantika, mengambil kelas VIP dengan harga 260 ribu.
Pukul 08:00 wib boat melaju membelah lautan, perjalanan kurang lebih sekitar 2 jam, disuguhi lagu - lagu Ambon Manise yang dipasang pada LCD TV kamipun merapat di Pelabuhan Amahai kota Masohi, dari pelabuhan Amahai kami sudah ditunggu oleh mobil sewaan yang telah kami sewa sebelumnya melalui Pak Ali pemiliki penginapan Lisar Bahari di desa Sawai.
|
Express Cantika |
|
Express Cantika VIP Class |
|
Singgah Di Pulau Saparua |
Perjalanan ke Desa Sawai memakan waktu kurang lebih 4 jam,dengan kondisi jalan yang separuhnya agak rusak dan pemandangan hutan dan lautan.
Hujan deras menemani sepertiga perjalanan kami, dan tidak ada sinyal internet, mati gaya deh, sinyal telepon pun susah didapat .
Setelah menempuh perjalanan darat hampir 4 jam lebih tanpa ada tempat nongkrong buat ngopi apalagi Starb**k secara kiri kanan hutan belantara tanpa tanda - tanda kehidupan sampailah kita di Desa Sawai, desa kecil ditepi pantai.
Kami menginap di Lisar Bahari Guest House milik Pak Ali, konon Guest house ini sudah ada dari awal tahun 90 an.
|
Lisar Bahari Guest House |
Lisar Bahari cukup nyaman, berandanya langsung menghadap laut, sayangnya coral didepan beranda sudah banyak yang rusak, mungkin karena seringnya ada kapal bermotor melewati dan banyaknya wisatawan yang bersnorkeling dan menginjak karang.
Saat kami kesana sedang low season sehingga hanya kami dan satu rombongan keluarga yang menginap disana.
Tarif menginap di Lisar Bahari cukup murah 330 ribu perorang /hari sudah termasuk makan 3x dan snack sore, kopi dan teh disediakan di meja beranda depan.
Perlu di ingat bila hendak menginap di sini, sinyal internet tidak ada dan tidak ada wifi, sinyal telepon hanya sesekali itupun harus pergi ketempat yang agak tinggi di dekat jalan desa, listrik hanya menyala dari pukul 6 sore sampai pukul 6 pagi, jadi buat mengisi waktu baiknya membawa buku bacaan, atau permainan monopoli dan sejenisnya bila menginap secara rombongan.
Pemilik dan staff Lisar Bahari sangat ramah, rasa masakannya cukup lezat dan kita bisa request untuk dimasakan sesuatu kepada istri Pak ali (pemilik)
03 Sept 2017
Kami menyewa speed boat dari Pak Ali untuk berkeliling ke pulau - pulau disekitar Sawai dan juga mengunjungi Ora Beach yang letaknya tidak jauh dari Desa Sawai.
Tarif speed boat untuk hopping island sebesar 500 rb /hari , boat dapat memuat sampai 10 orang, jadi kalau rombongan pasti lebih murah.
Pulau - pulau yang kami kunjungi seperti Pulau Sapalewa, Tebing Hatupia, Pulau Raja, Mata Air Belanda, Ora Beach
|
Pulau Sapalewa |
|
Pulau Sapalewa |
|
Pulau Sapalewa |
Untuk masuk ke Mata Air Belanda dikenakan biaya sebesar 50 ribu perperahu, letak Mata Air Belanda ini berdekatan dengan Ora Beach dan disini juga menyediakan penginapan.
Untuk Masuk ke Ora Beach dikenakan biaya 50 ribu perorang, kami menikmati coffee dan pisang goreng di Ora Beach Caffee.
|
Pulau Raja |
|
Mata Air Belanda |
|
Mata air Belanda |
|
Ora Beach |
|
Ora Beach |
|
Ora Beach |
Kami Makan Siang dengan menu ikan bakar yang dibakar langsung oleh Pak Aji yang membawanya dari penginapan, di Pulau Raja ini juga terdapat Makam Leluhur dan sering dipakai untuk acara adat masyarakat setempat.
04 & 05 Sept 2017
Hari ini kami hanya leyeh - leyeh di penginapan dan berenang disekitar penginapan, dilanjutkan dengan jalan - jalan mengelilingi kampung Sawai.
Menghubungi Pak Ali untuk sewa kendaraan yang akan membawa kami kembali ke Amahai untuk menyebrang ke Tulehu
|
Ngopi Pagi |
|
Leyeh Leyeh Baca Buku |
|
Menikmati Pagi |
|
Main Kano |
|
Piss |
|
Desa Sawai |
|
Desa sawai |
06 Sept 2017
Kembali ke Amahai dengan berkendaraan kurang lebih 4 jam dan menyeberang ke Tulehu dengan Kapal Cepat Cantika Torpedo, tarif perorang untuk kelas VIP 260 ribu.
Sampai di Kota Ambon kami langsung menuju Airport karena akan melanjutkan perjalanan ke Kepulauan Kei Kecil.
|
Langgur Airport |
|
|
|
Suasana Desa Ohoidertawun - Kei Kecil |
|
Masjid di Desa Ohoidertawun |
|
Geraja berusia lebih dari 100 tahun di Desa Ohoidertawun |
Pesawat GIA tujuan Ambon - Langgur berangkat tepat pukul 4 sore dan tiba di Bandara Langgur pukul 17:25 menit dan kami sudah di jemput oleh Pak Daddy .
Di Bandara kami bertemu pasangan wisatawan asal Jerman yang sedikit kebingungan karena belum mendapatkan tempat menginap dan tampaknya tidak ada taxi umum di sekitar bandara. Akhirnya kami menawarkan untuk ikut bersama kami, kebetulan kami sudah memesan penginapan di Savana Cottage.
Karena pada hari pertama kami datang Savana Cottage masih penuh maka pemiliki penginapan Ibu Lucy menempatkan kami di Lucy House penginapan yang juga miliknya dan tidak jauh dari Savana Cottage.
Di Lucy House kami bertemu dengan pasangan wisatawan dari Belanda.
|
View in Front Lucy House |
|
Lucy House View |
|
Coffee Morning with Amazing View |
|
In front Lucy House |
|
Ohiodertawun Beach when Meti |
07 Sept 2017
Kami pindah ke Savanah Cottage , Savanah Cottage dimiliki pasangan suami istri Gerson dan Lucy, Gerson mahir berbahasa Inggris, Belanda dan German.
Cottage yang cantik dengan hamparan laut didepannya, terletak di desa kecil bernama Ohoidertawun, dimana pada pagi hari laut mengalami meti (surut) yang sangat panjang, mungkin sekitar 1 km, air mulai beranjak naik menjelang siang dengan warna hijau toscanya yang sangat indah.
|
Savana Cottage - Nature Home |
|
Pak Tua Lazy Lazy in hammock |
|
Breakfast with amazing view |
|
Sunset in Savana Cottage |
|
Savana Cottage when tide |
|
Savana Cottage |
|
Morning View from Savana Cottage |
|
Savana Cottage when Sea tide |
|
Savana Cottage View |
|
Savana Cottage when meti |
Tarif menginap di Lucy House 200 rb/malam , kami memesan juga untuk makan 3x sehari dengan tarif kurang lebih = 80rb/orang/hari
Tarif menginap di Savana Cottage 200 rb permalam , makan 3x sehari kurang lebih 145 rb/orang tergantung menu makanannya
Selama kami disana menu yang disajikan oleh Ibu Lucy sangat enak
Savana juga menyediakan jasa laundry, sewa motor dan boat untuk hopping island.
Tarif Laundry : 30 rb /kg
Tarif Sewa Motor : 75 rb/hari
Tarif sewa boat (tergantung tujuan) kami saat itu menyewa boat untuk ke Ngurtafur : 600 ribu yang kebetulan dibagi 6 (dengan wisatawan asal Prancis)
08 Sept 2017
Kami menyewa sepeda motor untuk berkeliling di Kei Kecil
Kami ke Langgur dan beberapa pantai di sana , Pantai Pasir Panjang
Sinyal internet hanya kadang - kadang saja ada di Savana , untuk dapat sinyal internet yang lumayan bagus harus naik motor kurang lebih 10 menit sampai ke depan kantor Bapeda di Kota Langgur. Langgur memiliki beberapa hotel, rumah makan dan supermaket.
Sunset di Pasir Panjang sangat indah, sayangnya kami tidak mendapatkannya karena cuaca mendung, tetapi hamparan pasir sehalus bedak dan deretan pohon nyiur serta biru toscanya lautan cukup menghibur.
Disepanjang Pantai Pasir Panjang banyak terdapat kios - kios penjual makanan dan pantai akan sangat ramai di hari libur atau akhir pekan.
|
Pasir Panjang Beach |
|
Pasir Panjang Beach |
|
Pasir Panjang Beach |
|
Pasir Panjang Beach |
|
Pasir Panjang Beach |
|
Sunset in Pasir Panjang Beach |
09 Sept 2017
Hari ini kami akan hopping island ke 3 pulau disekitar Kei Kecil yaitu Ngaf, Er dan Ngodan.
Kami menyewa boat dari kakak ipar ibu Lucy.
Pukul 9 pagi kami berangkat, kami harus berjalan kaki dahulu menuju boat karena laut masih meti (surut).
Mulailah kami membelah lautan dengan perahu yang tidak begitu besar .
Bila musim panas mungkin dapat berjumpa dengan gerombolan lumba - lumba.
Ngodan adalah pulau pertama yang kami singahi, berpasir putih halus, disana kami bertemu dengan beberapa nelayan , dan terdapat gubuk kecil tempat nelayan singgah bila malam hari.
Dari Ngodan kami meneruskan perjalanan ke Ngaf dan Er, ketiga pulau tersebut hampir memiliki kesamaan, berpasir putih dan banyak kerang - kerang .
Hari menjelang sore ketika kami kembali ke Savana.
Minum kopi sambil menikmati cantiknya pantai dan semburat merah sunset.
|
Let's get Hopping Island |
|
Ngodan Island |
|
Ngaf Island |
|
Pak Tua Sunbathing in Ngaf Island |
10 Sept 2017
Kami kembali mengelilingi Kei dengan menyewa sepeda motor, rencananya kami akan menyewa boat untuk pergi ke Ngurtafur esok hari
Kebetulan ada 4 wisatawan dari Prancis dan kami sepakat untuk sharing sewa boat.
Kami pergi ke Langgur untuk makan di Kimson dan ke Toserba Gota, satu - satunya toserba di Langgur.
Kembali dari Langgur kami mengunjungi pantai pasir panjang dan menunggu sunset.
11 Sept 2017
Hari ini kita akan ke Ngurtafur yang memiliki pantai berpasir putih yang panjang menjorok ke lautan, bila musim migrasi burung - burung pelikan dari Australia akan singgah di sana.
Pukul 9 pagi kami mulai berlayar membelah lautan, perjalanan ke Ngurtafur cukup jauh, kurang lebih 1.5 jam dengan boat.
Kebetulan hari ini bertepatan dengan ulang tahunnya Mr.Bule, berhubung enggak ada cake dan lilin, gambar cake aja di pasir :)
Kembali dari Ngurtafur kami singgah di dekat peternakan mutiara untuk snorkeling, sayangnya karang - karang di sekitar tempat tersebut banyak yang rusak dan mati, konon kabarnya dulu banyak kapal - kapal besar pencari ikan dari negara tetangga yang mengambil ikan di sekitar kepulauan Kei dengan menggunakan bom, untunglah setelah Ibu Susi menjadi Mentri, kapal - kapal yang menggunakan bom telah dilarang, semoga ekosistem laut di pulau seindah Kei cepat kembali pulih.
|
Lets go to the Beach |
|
Ngurtafur Beach |
|
Ngurtafur Beach |
|
Ngurtafur Beach |
|
Ngurtafur Beach |
|
Ngurtafur Beach |
|
Pak Tuan in Action - Ngurtafur Beach |
|
Pak Tuan in Action - Ngurtafur Beach |
|
Blue Sky and Turqois |
|
Relaxing |
|
Ngurtafur Beach |
|
Regard from Ngurtafur |
12 Sept 2017
Hari ini kami hanya menikmati pantai didepan sambil menunggu mobil jemputan yang akan membawa kami ke Langgur.
Jarak Ohoidertawun dan Langgur tidak terlalu jauh hanya sekitar 15-20 menit berkendaraan .
Kami akan tinggal di Langgur selama 3 hari untuk city tour sebelum kembali ke Jakarta
13 -15 Sept 2017
Menikmati kota Langgur dengan menyewa mobil , kami di ajak berkeliling Langgur
Mengunjungi Goa Hawang, Pantai - Pantai di sekeliling Kei Kecil , Pabrik pengolahan ikan dan pembuatan tepung ikan yang saat kami kunjungi sudah tutup, konon dulunya pabrik milik salah satu konglomerat di Indonesia ini merupakan pabrik besar dan ramai.
15 September kami kembali ke Jakarta dengan penerbangan pukul 06 pagi dari Langgur, kebetulan hotel tempat kami menginap menyediakan jasa layanan airport service.
|
Grand Vilia Hotel Tempat kami menginap di Langgur |
|
Lobby |
|
Grand Vilia |
|
Room Grand Vilia |
|
Coffee Morning |
|
Restaurant in Grand Vilia |
|
Swimming Pool |
|
Breakfast |
|
Can see sea from room |
|
From Restaurant in Rofftop Grand Vilia |
|
Sunset |
|
From Grand Vilia Roftop Restaurant |
|
From Grand Vilia Roftop Restaurant |
|
Snack in Restaurant |
|
Famous Seafood Restaurant in Tual |
|
Famous Seafood Restaurant in Tual |
|
Tual |
|
Tual City From Seafood Restaurant |
|
Tual City |
|
Hawang Cave |
|
Hawang Cave |
See You Again Moluccas
Titanium Ore | TITanium Games
BalasHapusA collection 2013 ford focus titanium hatchback of the most titanium max popular and rare Titanium Minerals, the most popular of the following are citizen promaster titanium also titanium easy flux 125 amp welder found in our database titanium easy flux 125 of TITanium Minerals.